Kamu meninggalkan jejak di karpet dunia tanpa sempat berkeluh dulu, lalu hilang. Ke mana?
Berjalanlah kamu di atas karpet dunia. Karpetku. Mati pun kelak kau di situ
Untuk tanganmu yang telah berlumur darah, merah, saudaramu. Kau akan berjalan selamanya.
Ayahmu. Ayahmu. Ibumu, yang sengaja-tidak sengaja merelakan rahimnya untuk kau huni sembilan bulan sepuluh hari.
Dan saudaramu juga, sembilan bulan sepuluh hari.
Kamu tinggalkan dia di dalam tanah merah. Mungkin kering karena sapuan anginku. Tapi masih berbau
Kelak kamu akan menyusul beristirahat di dalam tanah merahku, di bawah karpetku. Mungkin sebagai pengganti rahim ibumu. ibumu.
Lalu hilang. Mati satu tumbuh tak terbatas.
Untuk pembunuhan selanjutnya, untuk pengembalian selanjutnya
Dari rahimku lahir ibumu, ayahmu. Dari rahimnya lahir kamu. Kembalilah, setelah kamu lelah meninggalkan jejak langkah
Karena itu sumpahku sebagai Ibu.
-Yogyakarta, 14 Juni 2012-
03.45 a.m.
Rindu
Rabu, 13 Juni 2012
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar