Minggu, 04 Desember 2011

Kerumunan Bermulut Aktif

aku tidak pernah menyangka kalau aku akan terperangkap selama beberapa belas jam di warung ini. warung yang penuh manusia dan sedikit hewan, bersuka-cita dan berkomunikasi antara satu dengan yang lainnya. semua moda eksekusi komunikasi dipraktekkan dan (sesekali) dinikmati oleh mereka, manusia dan hewan yang ada di sana. aku? aku tidak ikut mereka. tidak ada "dia" atau "kamu" atau "mereka" di depanku untuk menumpahkan karbon dioksida yang menggetarkan pita suara lalu keluar lewat mulut. membentuk kata-kata yang kadang waktu tidak jelas.

entah apa entah siapa atau mungkin juga bagaimana. tidak ada yang keluar dari mulutku. selama beberapa belas jam ini aku hanya melakukan input tanpa output. memesan makanan pun lewat tulisan. beberapa jam lagi terjebak di tempat ini dan aku akan menjadi seorang sastrawan yang - mudah-mudahan - bersertifikat. kerjaku hanya menulis tanpa menggerakkan bibir. a, i, u, e, o. ba, bi, bu, be, bo. urutan abjad vokal dan konsonan saling merenggut dan menggeliat, berpegangan erat dengan ujung jariku yang menekan tuts dengan aktif. tidak ada yang selesai. tetapi, aku lupa memberi kata "tetapi": di awal kalimatku tadi. gagal sudah aku menjadi sastrawan.

tiga puluh menit lewat dari huruf pertama tulisan ini. aku tidak sempat membaca. hanya berpikir dan menulis. berpikir tentang apa saja, berpikir tentang apa saja. aku tidak menulis untuk menyambung hidup ataupun menambah uang saku.

orang-orang dan hewan-hewan masih saja berbincang dan berbicara tentang apa saja. ingin sebenarnya aku menulis apa yang mereka semua bicarakan. kenapa itu bisa seru sekali?

tetapi yang kudengar hanya dengkuran.

bagaimana aku menulis dengkuran?


yogyakarta, 5 desember 2011
extra j*ss dan kretek nasional
sadar setengah sadar

Tidak ada komentar: