"kopi, kopi, teh hangat, jahe wangi", begitulah bapak berkumis itu berseru.
sambil terus berjalan gontai, menghindari tubuh-tubuh yang malang-melintang diserang lelah.
sesekali harap muncul di sinar matanya. "kopi pak?" sambil menyodorkan bungkus kopi lokal yang menggantung di termosnya.
ah, rupanya hanya bertemu pandang. tidak berujung uang. bapak berkumis itu menghela napas. lalu kembali menyusur gerbong.
gerbong berikutnya bertepatan dengan stasiun Purwokerto. mendadak saja cemas merangkak ke air muka sang bapak berkumis.
perhentian berarti pergantian. akan ada lagi legiun baru kopi panas dan jahe wangi yang naik ke rangkaian gerbong.
langkah sang bapak berkumis semakin cepat. "kopi panas, teh hangat jahe wangi..." seruannya mengeras seadanya.
gerbong berikutnya. bapak berkumis berpapasan dengan pemuda berbaju band lokal. sama rata dengan termos dan kopi.
bapak berkumis mengangguk pelan dan tersenyum. namun sepertinya si pemuda berbaju band lokal tersebut tidak menyambutnya.
saling lewat tanpa sapa, terjadi begitu saja. pemuda ke gerbong tiga, bapak berkumis ke gerbong satu.
mereka sudah semakin jauh. suara sang pemuda masih terdengar, walaupun sayup, di tengah riuh-rendah suasana.
pita suara dikalahkan usia? mungkin. yang jelas bapak berkumis merasa yang menang adalah suasana.
klakson kereta sudah berbunyi nyaring. saatnya bapak berkumis turun dari singgasana. napas kembali terhela.
"kopinya pak. yang hangat-hangat" seruan terakhir dikeluarkan dengan sisa semangat. ah, tetap tidak terbalaskan.
mungkin memang hari ini bapak berkumis harus mengalah. dia lalu turun pelan-pelan dari gerbong.
"piye?" sambut temannya dengan tanya. sesama penjaja kopi juga rupanya. tapi yang ini tidak berkumis.
bapak berkumis hanya tersenyum. di belakangnya sang ular besi sudah mulai merangkak lagi menuju yogyakarta.
"sesuk luwih akeh sing tuku" jawab bapak berkumis kepada temannya yang tidak berkumis.
lalu mereka tertawa pelan namun ikhlas. tawa mereka terdengar manis di tengah hiruk-pikuk stasiun Purwokerto pagi itu.
yogyakarta, 1 Maret 2012
sebelumnya diposkan di twitter dengan akun @luthfinggihmas
hashtag #kereta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar