TISU TOILET
Memuja orang lain jika mereka pantas dipuja adalah sebuah dosa besar. Meludah ke arah mereka juga salah. Karena itu, ada tisu toilet. Tisu toilet? Tidak begitu buruk. Sah saja menjadi tisu toilet. Menghapus kesalahan yang disengaja atau tidak disengaja dari kita dan mereka. Juga kalian. Ah, memuja, meludah, lalu membersihkannya. Dipandang rendah tapi sarat pahala. Itu yang pertama.
SAHABAT KARIB
Yang kedua adalah sahabat karib. Mereka yang tertawa di saat kamu jatuh dan mencemooh saat kamu sukses. Dahaga untuk membantu dientaskan dengan gojekan dan olok-olok. Memang, pada akhirnya merekalah yang mengangkatmu dari selokan. Syukuri saja. Mereka yang ada di antrian terakhir adalah mereka yang paling tepat waktu sampai rumah. Itu yang kedua.
TANGIS
Basah ketika kamu sedih. Alam membantumu untuk larut dalam kegembiraan. Itu yang ketiga.
BAHAGIA
Tidak sesederhana kata orang-orang, bahagia jarang melanda. Biasanya angin topan atau banjir atau kekerasan tak beralasan. Kadang, ketika mereka datang malah kita dapat sesuatu yang dikatakan di bab tiga tadi. Bayangkan seorang teman lama yang mana kita terpisah bertahun-tahun darinya. Bertahun-tahun akhirnya bertemu juga dan dia jadi kehilangan kata-kata. Ya. Bab tiga terulang. Semoga sang alam juga datang. Lalu kita semua senang. Hemat pangkal kaya, senang pangkal bahagia.
-----
Setelah tisu toilet. datang sahabat karib, tangis dan bahagia. Sahabat karib datang membawa tisu toilet untuk menyeka tangis kita agar kita bahagia. Atau, Tangis bahagia kita karena sahabat karib membawakan tisu toilet?
Hidup itulah yang sederhana. keempat hal tadi: tisu toilet, sahabat karib, tangis, dan bahagia, tidak selalu tersedia.
Jumat, 24 Mei 2013
Langganan:
Postingan (Atom)