Sabtu, 25 Desember 2010

Mencoreng Ramayana ( 4 Dari 13 )

Tanah terpilih berselimut api, api menjilat bekas luka
Kita menantang kelam menghidupi ketakutan di ambang kegagalan
Entah mereka mau mengerti, entah mereka akan mengerti
Terpacu bisu tergulung sunyi terbutakan cahaya sendiri
Dialog antara akal budi dengan nafsu hati ramai bergunjing

Tanah yang dijanjikan, terpisah jembatan menembus cakrawala
Terjurai di atas mega, mempermainkan persepsi
Dia yang datang dari jauh membawa kebaikan melawan sepuluh wajah keburukan
Mereka yang hakiki di dunia dan dia-dia yang terperangkap di khayangan
Perseteruan batin para dewa, apakah relevan dengan keadaan?

Mata mereka mungkin tahu segalanya

Tidak ada komentar: