Jatuh terpuruk tertantang badai, menghela sepi dengan sendiri
kabut bayang terpancang menang kala sepi kini melenggang
Provokatif? Demonstratif? Siapa tahu?
Sudah seribu tahun dirasa lewat
Tanah berseru "Aku yang terpilih!", menyinggung keyakinan
Masih adakah cahaya yang tersisa? Apakah kita tenggelam selamanya?
Dingin mencaci pikiran, menantang bayang tak berujung
Inikah tanah yang dijanjikan? Inikah asa yang kau berikan?
Meringkuk di pojok ruang bertatahkan kuasa dan bahagia
Gelap semakin pekat, tangan terurai
Mata mereka mungkin tahu segalanya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar