Jumat, 09 April 2010

Jelas - Penjelasan - Menjelaskan - Dijelaskan

Mencoba melihat dengan sebelah mata membuat saya sakit kepala. Saya takut untuk melihat dengan kedua mata. Itulah alasan mengapa saya hanya melihat dengan sebelah mata. Dunia terasa membosankan dan biasa saja jika dilihat secara normal. Saya mencari sesuatu yang tidak normal. Saya mencari sesuatu yang baru. JIka terus dijejali dengan semua yang normal, saya akan sakit. Saya akan berdarah. Pada akhirnya saya akan menghilang. Mengapa semuanya biasa saja? Mengapa semuanya normal? Apakah baik-baik saja itu artinya baik-baik saja? Jelaskan! Jelaskan pada saya arti dari semua kebiasaan, adat, budaya, norma, nilai, semuanya! Saya sudah terlalu lama berdiri di tengah-tengah jalan raya tanpa kendaraan. Mau berbalik arah ataupun menyeberang tidak akan berdampak apa-apa bagi saya. Semua datar. Semua nyata. Saya ingin sesuatu yang tidak nyata.

Sekarang saya mempunyai tujuan hidup. Saya tidak ingin tujuan saya sama dengan kalian semua. Kita tidak sama. Saya, Anda, Mereka, Kita. Tidak ada yang sama di dunia ini. Dimana perjalanan anda berakhir? Di situ bukan tempat dimana perjalanan kita berakhir. Dimana saya akan mendapatkan jawaban? Di situlah mungkin anda baru mulai bertanya. Saya tidak khawatir akan jatuh. Saya tidak khawatir akan kehilangan. Saya hanya tidak mau tidak jatuh. Saya ingin jatuh. Sudah terlalu banyak yang saya alami. Saya ingin tahu apa rasanya membentur permukaan tanah dengan kepala terlebih dahulu. Dorong saya dari tepi jurang. Lempar saya dari atap gedung. Beri saya penjelasan untuk semua kesusksesan dan anugrah yang saya miliki. Penjelasan. Saya ingin penjelasan yang jelas.

Apa untungnya bagi saya untuk mengatakan hal ini pada anda? Anda masih belum mengerti. Saya ingin anda sadar. Saya ingin mata anda terbuka. Saya ingin anda bangun dari tidur yang telah begitu lama menggerogoti anda. Bangunlah. Bebaslah. Saya ingin menjelaskan bahwa anda sebenarnya tidak berarti apa-apa untuk saya. Dan untuk hal itu saya merasa terhina. Untuk hal itu saya merasa tidak berguna. Untuk hal itu saya berubah menjadi sampah. Saya ingin menjelaskan kepada anda betapa pentingnya anda untuk mencapai tujuan akhir saya. Saya terluka. Anda biasa saja. Mungkin hal itu biasa tetapi bagi saya luar biasa. Menggelikan memang. Tapi itulah saya. Itulah mengapa saya menanyakan pertanyaan seperti kalimat pertama dalam paragraf ini. Saya ingin membuat anda terbangun dan saya akan merasa kehilangan.

Sudahkah anda mengerti? Sudahkah saya mengerti? Sudahkah kita mengerti? Sudahlah. Memang pembicaraan saya absurd dan aneh. Saya adalah saya. Saya bukan anda. Saya bukan kita. Saya bukan mereka. Tidak ada kata "kita" di antara Saya dan Anda. Apa lagi yang sekiranya perlu dijelaskan? Anda masih membutuhkan penjelasan? Untuk saya, tidak apa-apa jika anda meminta penjelasan tentang semua. Mungkin saya mengganggu anda. Mungkin anda merasa terusik dengan jalan pikiran saya. Mungkin anda belum bisa menerima. Tetapi itu akan saya lakukan di pertemuan kita selanjutnya. Berapapun halaman yang saya buat untuk menjelaskan kepada anda tidak akan cukup. Bayangkan saja menguras air laut. Bukan masalah lautnya melainkan alat pengurasnya. Berapapun kolam dan ember tidak akan cukup. Untuk itulah mengapa semua ini dijelaskan. Saya ingin dunia anda baik-baik saja walaupun bertabrakan dengan dunia saya.

Saya dan Anda.
Saya butuh Anda.
Saya tidak tahu jika Anda butuh Saya atau tidak.
Saya tahu anda tetap tersenyum.
Anda tetap bahagia.
Anda tetap Maju.
Saya ingin anda tetap tersenyum, maju dan bahagia.
Egois. Saya memang egois.
Tidak perlu menatap Saya.
Yang Saya inginkan adalah Anda tetap berjalan walaupun tanpa melihat Saya.
Baik di depan,
di samping,
di belakang,
di manapun.
Teruslah berjalan.
Jangan berhenti.
Jangan berlari.
Jika sudah ada lagi "kita" di antara Anda dan Saya,
Dunia akan selesai.
Dunia akan tamat.
Dan kita akan menutup buku itu bersama-sama.
Tanpa Saya.
Tanpa Anda.

Yogyakarta, 10 April 2010

Tidak ada komentar: