Waktu itu revolusi hidup belum terjadi. Semuanya seakan-akan masih terbuat dari emas. Menunjuk ke segala arah sambil menertawai hal-hal yang saya anggap lucu, tidak sejalan, maupun memalukan. Angin dunia tidak pernah benar-benar berhembus kesini maka tetes air diatas daun itu tidak jatuh.
Semuanya akan berubah, termasuk kehidupan. Kehidupan saya pun tidak luput dari penjangnya tangan dari perubahan yang maha dahsyat itu. Tidak luput. Saat itu dia datang dan mengguncang seluruh dunia saya. Dari A ke Z, Kutub utara ke selatan, hitam jadi putih dan putih jadi hitam. Bahkan batu karang yang kerasnya tertempa selama ribuan sampai jutaan tahun pun akan kalah oleh tetesan konstan air hujan yang murni.
Hidup terasa lebih indah. Tadi emas sekarang Permata. Sensasi bertambah dua kali lipat. memang ada perselisihan sedikit. sedikit. sedikit. sedikit. Pada masa-masa indah itu saya merasa bahwa saya adalah makhluk hidup yang paling beruntung di dunia. seekor tikus yang lolos dari cakar tajam kucing pun akan iri melihat kedigdayaan saya masa itu.
Dan ternyata itu semua hanyalah kesenangan kosong.
Saya memang tidak ditakdirkan untuk hidup bersama.
Saya memang ditakdirkan tidak untuk hidup bersama orang lain.
Segala kepercayaan dan cinta saya anggap seperti angin lalu.
Saya dibekali keahlian dari sewaktu saya kecil, yang bahkan saya tidak bisa meninggalkannya di saat saya menjalani hubungan dengan siapa saja.
Keahlian itu adalah mempunyai banyak wajah.
Dia terluka tetapi berakting tegar. Dan sayangnya dia tidak bisa menyembunyikan perasaannya selihai saya. Saya tetap berlaku sebagaimana insting saya menyuruh saya. Jadi saya tidak pernah mengekspresikan perasaan yang sebenarnya. Jahat memang jahat. Tapi itulah kebiasan yang sudah mendarah daging pada saya. That's just me, man.
Janji hampir selalu dipatahkan. Lama kelamaan saya menganggap itu semua sebagai normal.
Sampai saat dia datang lagi. Dia.
Saya sudah terpisah dengan dia untuk waktu yang lumayan lama.
Dia disini bukan dia yang pertama.
Dia menghampiri saya dari jauh.
dan disaat saya sudah berpikir bahwa apa yang saya lakukan adalah benar, dia malah memberikan harapan kosong.
tidak benar-benar kosong sih, tetapi kenapa harapan tersebut baru muncul disaat saya sudah tidak punya kekuatan?
p.s : apakah ini nyata atau hanya buah pikiran iseng saya saja? baca baik-baik sekali lagi dan beri komentar anda.
jawaban anda sangat saya hargai.
Rabu, 27 Mei 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
4 komentar:
sepertinya gue tau deh maksudnya, tp bener gak yaaaa hehehe. takut salah ah ntar :p
what a life and what a way of thinking dude..
It's good to have many faces!! but i don't think that you were meant to live alone, by yourself. There must be someone u could always live with :D
'saya' itu lo, 'dia' siapa?? gue bingung :p
dont break the promises
>:)
Posting Komentar